KEMBARA.ID – Pandemi covid-19 yang melanda dunia saat ini belum juga “surut” di beberapa negara.
Indonesia menjadi salah satu negara yang terkena dampak Covid-19.
Hingga saat ini, pemerintah masih melakukan upaya-upaya pencegahan penularan Covid-19 dengan berbagai cara.
Mulai dari kampanye penerapan protokol kesehatan seperti mencuci Tangan, Menjaga Jarak dan Menghindari Kerumunan hingga menyiapkan vaksin untuk disuntikkan bagi warga.
Baca juga: Gara-gara Uang Rp 10 Ribu, Bocah 10 Tahun Diperkosa Tetangga, Berawal dari Cuci Piring
Baca juga: Jenguk Ibu di Rumah Sakit, HY Malah Lakukan Pelecehan Seksual Pada Pasien Lain
Baca juga: Kronologi 7 Warga Kupang Tersambar Petir, 3 Orang Tewas di Tempat
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut saat ini pemerintah sudah menyiapkan vaksin.
Ia menyebut vaksin Covid-19 akan dipasang barcode.
Erick mengatakan vaksin Covid-19 yang dipesan pemerintah terjamin kualitasnya, hal ini lantaran vaksin tersebut diklaim sudah terdaftar di WHO
Apa fungsi barcode pada vaksin covid-19 tersebut?
Erick Thohir dalam sebuah webinar pada Selasa (01/12/2020) lalu menyebut Barcode tersebut berfungsi untuk pendataan masyarakat yang akan divaksin.
“Kami sampaikan sejak awal sampai akhir kami juga memastikan di sini ada barcode, data detail siapa yang akan disuntik seperti (data) pemilu. Dalam satu kotak ada nama dan alamat karena suntik dua kali,” ujar Erick dilansir dari Kompas.com
Diuraikannya, vaksin covid-19 akan dibagi ke dalam dua kategori yakni vaksin bantuan pemerintah dan vaksin mandiri.
Vaksin bantuan dari pemerintah jelas Erick Thohir akan diperuntukan bagi TNI, Polri, Tenaga Kesehatan serta para petugas yang langsung berhadapan dengan pasien Covid-19.
Sementara vaksin mandiri diperuntukkan bagi masyarakat yang masuk dalam kategori mampu.
Untuk kategori ini, pemerintah telah menugaskan Kementerian BUMN dalam proses distribusinya.
Erick Thohir juga mengajak seluruh komponen swasta yang bergerak di industri kesehatan untuk saling bekerjasama menyukseskan program ini.
Pihaknya berharap vaksinasi dengan 75 juta dosis bisa berlangsung secepatnya.
“Berharap dengan tugas 75 juta (dosis vaksin) ini vaksinasi berjalan secepatnya,” kata Erick.
Ia berharap ada peran aktif dari pihak swasta untuk membantu pemerintah dalam menjalankan program vaksin tersebut.
Dengan begitu, proses vaksinasi menurutnya akan bisa berjalan selama delapan hingga sembilan bulan.(*)